RESUME JURNAL PAI
Nama Prodi : Tarbiyah
Judul Jurnal : Pendidikan Agama Islam
Penulis atau Penerbit : Abdullah Syahid
A. Pendahuluan
Pendidikan agama islam sebagai suatu proses ikhtiyariyah mengandung ciri dan watak khusus, yaitu proses penanaman, pengembangan dan pemantapan nilai-nilai keimanan yang menjadi fundamen mental spritual manusia dimana sikap dan tingkah lakunya termanifestasikan menurut kaidah-kaidah agamanya. Nilai-nilai keimanan seseorang adalah keseluruhan pribadi yang menyatakan diri dalam bentuk tingkah laku lahiriah dan rohaniah, dan ia merupakan tenaga pendorong/penegak yang fundamental, bagi tingkah laku seseorang.
Pendidikan islam juga melatih kepekan (sensibility) para peserta didik sedemikian rupa, sehingga sikap hidup dan perilaku didominasi oleh perasaan mendalam nilai-nilai etis dan spritual Islam. Mereka
dilatih, sehingga mencari pengetahuan tidak sekedar untuk memuaskan keingintahuan intelelektual atau hanya untuk keuntungan dunia material belaka, tetapi juga untuk mengembangkan diri sebagai makhluk rasional dan saleh yang kelak akan memberikan kesejahteraan fisik, moral dan spritual bagi keluarga, masyarakat dan umat manusia. Pandangan ini berasal dari keimanan mendalam kepada Allah swt.
Berdasarkan undang-undang system Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa: Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berbudi pekerti yang luhur, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap, cerdas, kreatif, mandiri dan memiliki rasa tanggung jawab.
Dalam upaya menanamkan perilaku keberagamaan terhadap peserta didik, maka sangat diharapkan kepada setiap lembaga pendidikan untuk
memberikan pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak. Namun besar kecilnya pengaruh yang dimaksud sangat tergantung pada berbagai faktor yang dapat memotivasi anak untuk memahami nilai-nilai agama. Sebab pendidikan agama pada hakekatnya merupakan pendidikan nilai. Oleh karena itu pendidikan agama lebih dititik beratkan pada bagaimana membentuk kebiasaan yang selaras dengan tuntunan agama.
Pengaruh pembentukan jiwa keagamaan dan perilaku keberagamaan pada lembaga pendidikan, khususnya pada lembaga pendidikan formal (sekolah) banyak tergantung dari bagaimana karakteristik pendidikan agama yang diberikan di sekolah tersebut. Hal tersebut dikarenakan sekolah dalam perspektif Islam, berfungsi sebagai media realisasi pendidikan berdasarkan tujuan pemikiran, aqidah dan syariah dalam upaya penghambaan diri terhadap Allah dan mentauhidkan-Nya sehingga manusia
terhindar dari penyimpangan fitrahnya.
B. Kajian Pustaka
1. Konsep Strategi Pembelajaran Istilah strategi pada mulanya digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu
peperangan. Seorang yang berperan dalam mengatur strategi, untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun kualitas; misalnya kemampuan setiap personal, jumlah dan kekuatan persenjataan, motivasi pasukannya dan lain sebagainya.
Menurut J.R. David dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai “a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal”. Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Darsono yang dikutip
Mustahu bahwa pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu secara umum dan secara khusus. Pengertian pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik. Sedangkan pembelajaran secara khusus adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara tidak sadar dan tidak sengaja. Oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan pembelajaran (learning), merupakan proses perubahan yang relatif konstan dalam tingkah laku yang terjadi karena adanya sesuatu pengalaman atau latihan.
2. Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran Pembelajaran pada dasarnya adalah
proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh peserta didik, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai dalam menentukan
strategi pembelajaran guru pun selalu menggunakan strategi pembelajaran yang lebih dari satu. Pemakaian strategi yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan strategi yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan yang lain.
3. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip
dalam menggunakan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi memiliki
kekhasan sendiri-sendiri. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Killen: “No teaching strategy is better than others in all circumtances, so you have to be able to use a variety of teaching strategies,; and make rational decisions about when each of the teaching strategies is likely to most effective”.
4. Pendidikan Agama Islam
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “pendidikan” berasal dari kata dasar didik dan awalan men, menjadi mendidik yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran). Pendidikan sebagai kata benda berarti proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penilitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.Penelitian kualitatif dalam penelitian ini bertujuan untuk menemukan
persepsi guru pendidikan agama dalam membentuk kepribadian muslim peserta didik.Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan interdisipliner, antara lain: pendekatan manajeman, pedagogis, sosiologis, dan psikologis. Penelitian ini menggunakan 2 (dua) jenis sumber data, yaitu: Data Primer, dalam penelitian lapangan data primer merupakan data utama yang diambil langsung dari para informan yang dalam hal ini adalah guru Pendidikan Agama Islam. Data ini berupa hasil interview (wawancara) dan Data Sekunder, pengambilan data dalam bentuk dokumen-dokumen yang telah ada serta hasil penelitian relevan yang ditemukan peneliti. Data ini berupa dokumentasi penting menyangkut profil sekolah, teori tentang konsep strategi pembelajaran, pendidikan agama Islam, dan pembentukan kepribadian muslim.Peneliti terlibat langsung di lokasi penelitian untuk mengadakan penelitian dan memperoleh data-data konkret yang ada hubungannya dengan pembahasan ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yakni observasi atau pengamatan cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Untuk melaksanakan analisis data kualitatif ini maka perlu ditekankan beberapa tahapan dan langkah-langkah yaitu reduksi kata dan penyajian data serta verifikasi
D. hasil Dan Pembahasan
1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Kepribadian Muslim Peserta Didik Seorang guru harus mengetahui tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Guru disamping memiliki tugas mengajar, juga bertanggung jawab terhadap pencapian pembelajaran peserta didiknya. Pencapaian pembelajaran harus memenuhi tiga aspek, yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Dalam upaya guru membentuk kepribadian muslim peserta didik melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
guru menggunakan dua strategi pembelajaran, yaitu:
1. Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
pembelajaran langsung mengutamakan proses belajar konsep dan keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih terstruktur. pembelajaran ini biasanya dilakukan di dalam kelas, pelaksanaannya terencana dan materinya diatur kurikulim. Guna suksesnya strategi pembelajaran diperlukan pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Hal ini sangat mempengaruhi daya serap peserta didik terhadap materi ajar dan diharapkan pengetahuan keislaman dapat menjadi tameng bagi peserta didik terhadap perilaku menyimpang yang menafikannya dari ciri kepribadian muslim. Agar materi tersebut tidak sekedar diketahui untuk diujiankan atau sekedar menjalankan tuntutan kurikulum dan tugas.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Guru Pendidikan Agama Islam pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Kepribadian Muslim Manusia dengan akal pikirannya sebelum melaksanakan suatu kegiatan yang sederhana maupun kegiatan yang sifatnya kompleks dengan melibatkan berbagai komponen, terlebih dahulu membuat perencanaan-perencanaan dan mempersiapkan segala sesuatu untuk memperlancar kegiatan tersebut.
1) Ibadah
Upaya pembentukan kepribadian muslim melalui kegiatan ibadah diantaranya
adalah sebagai berikut:
a) Pelaksanaan shalat dzuhur berjama’ah di mushallah
Para guru khususnya guru agama mengajak peserta didiknya untuk melaksanakan shalat berjama’ah. Membiasakan peserta didik pergi ke mushallah untuk shalat berjama’ah akan
menambah keimanan dan keyakinannya kepada Allah swt dan secara tidak langsung dalam diri peserta didik akan tumbuh rasa kasih sayang terhadap sesama yang dapat memperkuat ukhuwah Islamiyah. Dengan shalat dapat membuat hati peserta didik menjadi damai dan tenang sehingga mereka akan berfikir bahwa dengan shalat dapat menentramkan jiwanya, dengan begitu peserta didik akan semakin rajin dalam melaksanakan shalat lima waktu, danmenjadi diri yang berpribadi muslim.
b) Pengadaan Sarana Prasarana Ibadah
Pengadaan sarana parsarana ibadah ini berupa bangunan mushallah, pengadaan peralatan shalat, Alqur’an dan sebagainya. Pengadaan sarana parasarana ibadah ini diharapkan mampu memotivasi peserta didik untuk melaksanakan ibadah sehingga upaya ini dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan Islam yaitu terbentuknya pribadi muslim.
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada pembahasan sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagai upaya membentuk kepribadian muslim peserta didik, guru Pendidikan Agama Islam menggunakan dua strategi pembelajaran, yaitu pembelajaran langsung (direct instruction) dan
pembelajaran tidak langsung (indirect instruction). Adapu faktor pendukung strategi guru Pendidikan Agama Islam pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dalam pembentukan kepribadian muslim peserta didik adalah:
1) Kebijakan sekolah,
2) Kerja sama antar pendidik,
3) Lingkungan keluarga dan masyarakat.
Adapun faktor penghambatnya adalah:
1) Kurangnya kesadaran dari peserta didik mengenai perilaku yang menunjukkan
kepribadian muslam,
2) Lingkungan keluarga dan masyarakat. Sehingga hasil Penerapan Strategi Guru Pendidikan Agama Islam pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan kepribadian
muslim peserta didik berdampak baik pada perilaku religius, disiplin, dan menghargai sesama, namun masih perlu dilakukan perbaikan dan perhatian khusus dalam hal pembentukan perilaku disiplin.
🥇
BalasHapus🥰
HapusMasyaAllah😍🥰
BalasHapusSemangatt halimah!
HapusMasyaALLAH ukhti
HapusMantapppl
BalasHapusWahhh
BalasHapus👍❤️🔥
BalasHapuscakep cakepp😍
BalasHapuscakep cakepp😍
BalasHapusMantap
BalasHapusnova.. jangan lupa dispasi ya tulisannya. biar lebih bagus.ok
BalasHapus